Flashback for Future
Masa-masa 'unik' yang terepresentasikan oleh puisi.
Menjadikan penyadaran diri untuk segera tidak mengulang.
Penyemangat di saat-saat susah,
Orange to Survive
Bertahan hanyalah jalan
Di mana langkah menuntut adanya seribu masa
Yang hendak tinggal satu masa
Dan penantian tersebut terus berjalan
Sampai waktu-kan datang sekalipun
Mungkin dari seribu masa
Tak ada balas dari sana
Hanya harapan akan datangnya sejuta malaikat
Dan pejuang yang tak kenal hari
Meski kaki mati sudah
Menanamkan setengah hati mereka
Demi hari dari seribu masa
Titik Hitam
Pikiran seakan terhalang…
Oleh jembatan hitamnya bayangan
Dicermatinya titik-titik kebingungan
Mengantarkan implus ke jalan yang sama
Memutuskan hubungan sinapsa dua arah
Bagai rasa ingin menghina langit
Serasa ingin diri terbuang ke atas
Seakan ingin menghancurkan karang
Seraya berteriak keras pada pikiran gelap
Memaknai terlihat menutupi
Banyak rasa dan pikiran terpendam
Layaknya kloaka dibelah tiga
Seperti menggigit batu tua
Serasa hitam menusuk ingatan
Menghilangkan sebagian pons dalam
Menjadikan tepi kehilangan tangga
Sendiri
Di sini…
Ku-berdiri sendiri
Menatap indahnya dunia
Yang hanya sebatang bunga mawar
Indah bersinar cerah
Pedih…
Tangisan hati yang tak kunjung henti
Melihat mata yang bimbang
Bingung akan sebuah pilihan
Wahai … mawar putih…
Tangisan Malam
Malam indah…
Malam seterang bulan purnama
Ku memandang jauh ke atas
Membayangkan ribuan dosaku melayang
Membayangkan tangisan surga, Ku merana
Oh tuhan…
Pedih rasa hati melihatnya
Mereka yang kau siksa di api neraka
Inikah satu dari kuasamu…
Yang akan segera menghampiriku
Dikala aku dusta akan perintahmu
Wahai tuhanku…
Label: My deep life, Poetry
5 Komentar:
lagi sedih ya
nggk kk^)^, puasa dlu y vi hehe
aku kesindir loh gi :p
kesindir gmn to?
enggak kok gi enggak
Posting Komentar
"Good man doing good things."
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda