Mengapa dunia begitu sempit
Selain untuk membagi pemikiran, ini juga upaya untuk mengingatkan diri sendiri, mengoreksi diri sendiri.
Masalah, mengapa hal ini menjadi masalah
Merenung...
Akan masalah yang kita hadapi saat ini. Membayangkan masalah yang sedang orang lain hadapi. Mengapa masalah ini membebani kita sehingga kepayahan seperti ini. Mencari pelarian dan tidak semangat menjalani hidup. Seakan semua upaya ini tak menyelesaikan masalah.
Memahami...
Apakah kita paham dengan apa yang kita alami. Apakah kita tergesa-gesa dan salah mengambil keputusan. Apakah kita selama ini menyalahkan orang lain dan menyesali semua kehidupan kita. Apakah kita benar?
Melapangkan...
Penerimaan hati dengan rasa syukur, menyejukkan hati yang kita pacu terus, emosi yang kita bakar terus, lelehkan hati ini dalam aliran darah yang terus kita tenangkan, syahdu dengan meredanya emosi dan pikiran yang lapang. Kita adalah seorang individu sempurna; Lihatlah tangan, kaki, ... cermatilah pikiran, kesempurnaan berpikir... hinanya kita sehingga lupa kesempurnaan ini. Luaskan pikiran ini...
Hadapi...
Setelah kita mendengarkan hati, menenangkan jiwa, saatnya kita menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya. Inilah kebebasan kita untuk memperoleh dan membagi seluruh jiwa raga ke semesta. Senyuman sebagai isyarat hati yang ramah dengan sekeliling, mengapa dunia ini begitu sempit kemarin? Mengapa kita kurang bersyukur.
Inilah kita...
Manusia yang tersesat, tidak benar. Manusia yang kembali, menuju kebenaran. Begitulah kita, sadarlah untuk terus berjalan tanpa harus berlama-lama berteduh. Mencapai hinggapan yang baru, karena dunia ini... seperti saat kita pertama kali hidup, dan akan selalu, luas nan indah.
~Og
Label: My deep life, upgrade your self