Langsung ke konten utama

The Day

Teringat akan suatu kisah di hari yang Fitri. Kami sekeluarga besar berkumpul saling mengakui dosa & kesalahan selama setahun ini. Sungkem adalah hal yang paling aku takuti saat itu, dan sebelumnya sudah ada feel buruk, yang entah mengapa membuatku harus meng-enjoykan diri. Salah satu alasannya adalah karena penggunaan bahasa Jawa. Di lain pihak, karena kebiasaan keluargaku yang agak "tertutup". Sebelum acara inti dimulai, aku berbincang pada salah seorang bibi/tante yang masih muda (jadi enak aja ngobrol tanpa perlu sok kebapak-bapakan hehe), kurang lebih begini:

Tante: Nangis nggk nanti?
aku: Nggak lah, biasa aja. Kalo' nangis itu mah lebay namanya, hehe
Tante: we..... belum tau sih nanti kalo udah punya cewek! Nanti kalo Tante nangis Lebay dong... haha
aku: hehe,

Yup! Seperti yang tergambarkan, aku bukanlah tipe yang suka ngumbar-ngumbar air mata. Tapi itu hanya untuk menjaga image atau keegoisan saja. Padahal sungguh sangat kontradiksi dengan hati nuraniku.

Seperti yang telah terprediksi, saat giliranku (sungkeman) selesai, tak setetes air mata pun keluar dari mata yang semakin lebar ini. Namun, rasa itu berubah pada giliran selanjutnya. Pasangan suami istri ini (paman dan bibiku) memberikan pelajaran berharga bahwa "surga ada di telapak kaki ibu". Sungguh, air mata dalam hati yang seperti air terjun tak terbendung dan hebatnya lagi, logikaku bermain dan mengambil alih air mata sehingga tidak keluar. Obrolan kami (bibiku) berlanjut,

Tante: Gimana? Tante lebay nggk?
aku: Hehe, nggk kok tante.

Dari situ aku mengambil hikmah banyak sekali tentang kedewasaan yang belakangan ini diuji. Aku harus kuat karena laki-laki itu punya komitmen untuk terus berjuang. Memotivasi diri dan terus berbenah. Tak mudah mengambil kesimpulan, tak ceroboh, .... yah walaupun kadang kita "tersenggol" sedikit. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sport task: SQUASH

“Squash adalah salah satu cabang olahraga yang tergolong baru di Indonesia. Itu sebabnya masih banyak orang yang kurang begitu mengetahui tentang Squash.” Sumber: andihasanudin weblog (wordpress) ; oleh Andihasanudin pada April 17, 2008. Sejarah Squash  Squash sebenarnya telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkankan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820. Meski terlahir dan besar di Inggris, namun justru Amerika Serikatlah yang pertama kali mendirikan asosiasi squash pada tahun 1907 dengan nama United States Squash Racquets Association. Padahal, di negeri asalnya Inggris squash pada awalnya merupakan cabang dari tenis lapangan. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan

You should find the mouse!

Hari ini ada kucing yang biasanya datang. Tapi beda, dia berani masuk rumah dan orang dirumah udah gak galak lagi ngusir malahan dikasiin makan hha, Kucing yang udah tua ini sering datang lewat pintu belakang rumah pagi hari. Ibuku pernah cerita kalo anaknya juga pernah datang, bagus banget katanya. Tapi ane sendiri belum pernah liat kayak apa. Oh kucing haha fyi: cat=neko=kucing,

Cousin's Cats

[lucky Update 1] Elegant & Love it!