Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

Hak Cipta dan Haki

“Orang tidak selamanya hanya mengandalkan pikirannya sendiri, kadang dibutuhkan sumber atau pikiran lain dari orang lain. Nah! Lalu bagaimanakah hak terhadap ciptaan orang lain? Apakah etika kita selama ini benar dalam “mengambil” karya orang lain? Begitulah gambaran masalah yang saya alami sekarang. Dan mudah-mudahan dapat dijadikan pembelajaran. “ (og)   Sumber: Marshadi, & Rizal Ahmad, Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP Kelas VII, Semarang: Aneka Ilmu, 2004.   “Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran, atau surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.”

Sport task: SQUASH

“Squash adalah salah satu cabang olahraga yang tergolong baru di Indonesia. Itu sebabnya masih banyak orang yang kurang begitu mengetahui tentang Squash.” Sumber: andihasanudin weblog (wordpress) ; oleh Andihasanudin pada April 17, 2008. Sejarah Squash  Squash sebenarnya telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkankan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820. Meski terlahir dan besar di Inggris, namun justru Amerika Serikatlah yang pertama kali mendirikan asosiasi squash pada tahun 1907 dengan nama United States Squash Racquets Association. Padahal, di negeri asalnya Inggris squash pada awalnya merupakan cabang dari tenis lapangan. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan

Mengganti Background Blog

"The Girl and Her Toothache"

Once upon a time in a village lived a girl. She lived alone, happily in a small house. One day, after she ate a sweet cake, suddenly she had a serious toothache. She asked her neighborhood’s helps, but no ones could help her till someone like a wanderer advised her to meet to the God of Pond which had magical power to solved varying of diseases, in the middle of forest. After arrived to the pond, the girl asked to the God of Pond immediately,    “God of Pond, help me please!"    “What do you want?”    “I’ve got toothache for along days. But anyone in my village could not to help. That is  why I come here. Can you give me any solutions?” After a while the pond said,    “You will be better if you drink my water.” After that the girl put the water into a bottle and brought it home with said thanks to the God of Pond before. After home, she drank it and slept. In the morning, she felt very fresh. The pain in her teeth abated. She was very happy. Day by day passed. But, She d

Civic task: Perwakilan Diplomasi. Smes.II

“Diplomasi (Usaha memelihara hubungan anatarnegara) suatu negara dilakukan oleh Korps Perwakilan Diplomatik maupun oleh Korps Perwakilan Konsuler.” A.  Perwakilan Diplomatik Korps diplomatik dipimpin oleh kepala misi diplomatik. Kepala diplomasi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1.Duta besar 2.Duta 3.Kuasa usaha PENJELASAN 1.  Duta besar  memimpin kedutaan besar yang ditempatkan di negara yang dinilai penting oleh, atau mempunyai hubungan yang erat dengan, atau yang menempatkan duta besar pula di negara pengirim. Duta besar mempunyai kuasa penuh dan luar biasa sehingga ia dapat berhubungan dengan kepala negara tempat ia ditugaskan. 2.  Duta memimpin kedutaan di negara yang bernilai penting dan derajat keeratan hubungan antara negara pengirim dan negara penerima lebih rendah dibanding dengan negara yang saling mengirim duta besar. Seorang duta juga dapat berhubungan dengan kepala negara tempat ia ditugaskan. 3.  Kuasa usaha dikirimkan oleh negara pengirim kepada menteri lu

Pergantian Budaya

"...selalu mengingat waktu dan merasakan waktu terbuang banyak ketika melakukan hal-hal yang tidak berguna. Dan hal-hal yang berguna adalah meningkatkan ilmu, iman, dan keseimbangan hidup." Apakah budaya selalu harus terus dilestarikan? Menurutku, budaya, sebagai ukuran yang umumnya bernilai baik, mestinya menuruti pola pikir yang terus meningkat. Hal lain yang perlu dipertimbangkan: "tingkat kejenuhan". Budaya 1 akan diganti budaya 2, berubah lagi menjadi budaya 3, hingga manusia si pembuat budaya merasa sudah "sempurna". Namun, untuk mencapainya tentu ada seleksi-seleksi. Disitulah manusia-manusia saling campur tangan. Jika ada sanggahan , maka bayangkanlah ada setumpuk budaya berlumutan di sekitarmu!