Melakukan hal sama dan easy terasa enak tapi lama-lama otak jenuh. Kalo otak jenuh, kegiatan lain menjadi kurang berarti, tidak istimewa dan membosankan.
Membaca adalah aktivitas paling hebat didunia, ia dapat membangkitkan kesadaran! Membaca=mengartikan simbol-simbol sehingga diperoleh informasi. Mungkin saja secara natural otak didisain untuk memahami pola. Desain yg berpola dan simetris dpt menarik perhatian otak, hal ini bisa diliat dari produk dagangan. Secara umum manusia lebih menyukai benda berpola.
Belakangan ini sedang memahami perbedaan penentuan 1 Ramadhan. Pendekatan Wujudul atau Rukyat Hilal. Cukup rumit. Secara mudah, lebih gampang memahami alasan penggunaan Rukyat. Sebaliknya, saya masih mencari informasi lebih tentang wujudul hilal. Ada beberapa pikiran yang terlintas dan bikin penasaran:
"Idul Adha selalu sama, Mengapa Idul Fitri berbeda?"
"Zaman Rasul belum mengenal teleskop canggih, ketepatan/precision sepertinya bukan menjadi persoalan, sederhana saja digenapkan 30 hari, bagaimana sikap kita thdp hal ini dan tekhnologi?"
Ada lagi beberapa pendapat yg menurut saya benar: Pemimpin agama (ulil bla bla... lupa) seharusnya dipegang oleh para ulama yg bebas interfensi politik, bukan menteri yg ditunjuk presiden. Beberapa artikel saya simpan sbg artikel kelak di blog ini.
Sebagai penutup, kata dosen prof. bla bla: "kompetitor itu perlu, untuk mengukur diri."
Ini bener banget dan ini yang terjadi.
Tq ~Og
Membaca adalah aktivitas paling hebat didunia, ia dapat membangkitkan kesadaran! Membaca=mengartikan simbol-simbol sehingga diperoleh informasi. Mungkin saja secara natural otak didisain untuk memahami pola. Desain yg berpola dan simetris dpt menarik perhatian otak, hal ini bisa diliat dari produk dagangan. Secara umum manusia lebih menyukai benda berpola.
Belakangan ini sedang memahami perbedaan penentuan 1 Ramadhan. Pendekatan Wujudul atau Rukyat Hilal. Cukup rumit. Secara mudah, lebih gampang memahami alasan penggunaan Rukyat. Sebaliknya, saya masih mencari informasi lebih tentang wujudul hilal. Ada beberapa pikiran yang terlintas dan bikin penasaran:
"Idul Adha selalu sama, Mengapa Idul Fitri berbeda?"
"Zaman Rasul belum mengenal teleskop canggih, ketepatan/precision sepertinya bukan menjadi persoalan, sederhana saja digenapkan 30 hari, bagaimana sikap kita thdp hal ini dan tekhnologi?"
Ada lagi beberapa pendapat yg menurut saya benar: Pemimpin agama (ulil bla bla... lupa) seharusnya dipegang oleh para ulama yg bebas interfensi politik, bukan menteri yg ditunjuk presiden. Beberapa artikel saya simpan sbg artikel kelak di blog ini.
Sebagai penutup, kata dosen prof. bla bla: "kompetitor itu perlu, untuk mengukur diri."
Ini bener banget dan ini yang terjadi.
Tq ~Og
Komentar
Posting Komentar
"Good man doing good things."